5 Tips Agar Anak Betah Di Pesantren

   5 Tips Agar Anak Betah Di PesantrenKeinginan untuk memiliki anak yang Shaleh dan keterbatasan waktu orangtua untuk mendidik anaknya dirumah merupakan beberapa alasan (motivasi) para calon wali santri untuk memasukkan anaknya ke Pendidikan Pesantren. Namun terkadang, Kekhawatiran dengan kondisi lingkungan yang kurang baik,dan kesiapan anak yang akan menjalani program pendidikan berbasis Boarding School tersebut belum selamanya mendukung.

Sehingga ada beberapa orangtua yang sedikit “memaksa” agar anaknya mau nyantri, padahal anaknyya belum mendapatkan gambaran tentang seperti apa dan bagaimana kehidupan di Pesantren. Akibatnya, anak yang didambakan mampu mengenyam pendidikan pesantren dengan baik, ternyata minta pulang dengan alasan tidak betah dan sebagainya.

Nah, apakah ada cara agar santri atau calon santri betah nyantri di Pesantren.? Tentu ada, dan Insya Allah pada postingan kali ini kami akan menawarkan beberapa tips atau langkah langkah agar santri atau calon santri betah belajar di Pondok Pesantren. Terutama bagi calon wali santri yang baru saja ingin memasukkan anaknya ke Pesantren. Berikut ini adalah caranya :

1. Berdoa kepada Allah SWT.

Mungkin anda akan berkata, kenapa setiap cara selalu saja poin pertama berdoa, apa tidak ada yang lain. Kami harus menjawab memang kemanapun kita pergi dan apapun pekerjaan yang ingin kita lakukan tetap tidak boleh melupakan hal yang satu ini, yaitu berdoa. Ini senjata seorang mukmin yang bisa kita andalkan dimanapun dan untuk apapun. Konon fir’aun pun setiap malam berdoa untuk kelanggengan kerajaannya sehingga pada suatu malam dia ketiduran tidak sempat berdoa. Esok harinya dia tenggelam dalam laut merah.

Makanya kalau anda ingin terus dapat menetap di pesantren harus sering-sering berdoa, mintakan juga orang tua dan kerabat untuk mendukung anda dalam hal ini. biasa ini sangat ampuh dan banyak orang telah membuktikan.

sedangkan bagi anda orang tua, jika punya anak di pesantren dan dia sudah tidak lagi betah, maka saran kami berdoalah sebanyak-banyaknya kepada Allah supaya diberi hidayah dan taufik kepada anak anda. ingat, doa orang tua tidak ada hijab, pasti terkabul.

2. Jangan sering pulang

Sering pulang akan membuat seorang santri keenakan di rumah dan malas untuk kembali ke dayah/pesantren. Di pesantren biasanya mereka harus menjalani segala peraturan yang sangat ketat, jika mereka pulang ke rumah, peraturan yang sudah biasa mereka jalankan dan akan menjadi kebiasaan akan kembali ke bentuk semula tatkala mereka pulang kembali ke rumah. Untuk itu, pulang di sini sangat berbahaya karena akan membuat mereka enggan kembli ke dayah/pesantren dan merasa enak di rumah.

Sering pulang juga punya efek negatif yang lain yaitu terpengaruh dengan temannya sekampung. Apalagi bila banyak diantara teman mereka yang kurang baik dan mengajak kepada keburukan. Bahkan hal ini lebih besar pengaruhnya ketimbang hal di atas. Karena seseorang biasanya sulit menolak ajakan teman, lebih-lebih teman akrab. Demi seorang teman, seseorang bisa melupakan tempat ke mana dia harus kembali yaitu pesantren.

3. Jangan sering dikunjungi.

Sebaiknya orang tua tidak sering-sering menjenguk anaknya, begitupun seorang anak sebaiknya jangan sering meminta orang tuanya untuk sering mengunjunginya. Karena hal ini akan membangkitkan kenangan-kenangan dengan orang tua mereka di rumah sehingga pada akhirnya akan membuat mental mereka melemah. Melemahnya mental ini merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi seorang santri, karena lemahnya mental akan memudahkan iblis untuk menghembuskan tipu dayanya bagi seorang santri. Untuk mengantisipasi hal ini sebaiknya orang tua mengantar anaknya ke pesantren yang jauh agar tidak mudah untuk dikunjungi.

4. Bergaul dengan teman yang rajin dan taat.

Teman juga bisa menjadi faktor penting membuat seseorang betah belajar di pesantren. Karena tidak semua orang di pesantren itu suka tinggal di pesantren, siapa tahu ada diantara mereka yang tinggal di pesantren hanya gara-gara tekanan orang tua mereka. Jika seorang anak berkumpul dengan teman semacam ini, mereka akan terpengaruh dengan jiwa temannya itu untuk tidak betah lagi di pesantren.

Hal ini sering terjadi di pesantren sehingga banyak orang yang belajar di sekolah biasa.
Untuk memilih teman ini bukan lah hal yang mudah, karena tidak semua orang cocok dan sesuai dengan kriteria teman kita. Namun ada kalanya sesuatu itu harus dibiasakan, atau hal ini bisa disiasati dengan bergaul sedikit-demi sedikit tapi teman yang bisa membawa kita ke kampung mutlak harus dijauhi. Kalau tidak, semuanya akan sia-sia.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنما مثل الجليس الصا لح والجليس السوء كحا مل المسك ونا فخ الكير فحا مل المسك إما أن يحذ يك (يعطيك) وإما أن تبتاع منه وإما أن تجد منه ريحا طيبة ونا فخ الكير إما أن يحرق ثيا بك وإما أن نجد منه ريحا خبـيثـة

“Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu atau kamu membeli darinya, atau kamu bisa mendapatkan wanginya. Dan seorang pandai besi bisa membuat pakaianmu terbakar, atau kamu mendapat baunya yang tidak sedap.”
[Hadits Shahih, riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad.]

5. Berkelakuan baik di pesantren.

Seorang santri yang banyak bermasalah dengan pesantren, gurunya atau temannya akan membuat mereka kurang nyaman tinggal lebih lama di pesantren yang bersangkutan. Jika masalahnya semakin banyak pada akhirnya hanya ada satu jalan bagi mereka, yaitu lari sejauh-jauhnya dari tempat tersebut.

Demikianlah beberapa langkah-langkah agar calon santri mampu bertahan dan beradaptasi dengan cepat di lingkungan barunya Pondok Pesantren. Mudah-mudahan tulisan ini dapat membantu anda para orangtua yang belum menemukan formula yg tepat agar anak siap untuk mendapatkan pendidikan di Pondok Pesantren.  Terimakasih. Jazakumullah Khairan katsiran. (ASD)

Satu Komentar pada “5 Tips Agar Anak Betah Di Pesantren”

  1. ditunggu tips nya yang lain. biar sandal tidak hilang, apa tips nya ya?

Tinggalkan Balasan