Pemandangan seorang ayah yang menggendong anaknya sewaktu shalat jarang dilihat, dan ini terus terang bisa menjadi motivasi bagi kita untuk selalu memperhatikan anak kita, terutama yang lelaki, untuk mencintai masjid. Artikel ini ditulis oleh ibu Savitry Indrawardhany, yang atas ijinnya, saya posting tulisan beliau. silahkan klik link Facebook beliau.
Melihat seorang ayah shalat tarawih di mushola, rela mengambil tempat di luar ruang utama, demi menemani dua bocah batita dan balita gantengnya belajar shalat, nyessss rasanya.
Melihat ayah itu tenang menggendong si bocah dua tahun selama shalat, sementara abang 4 tahunannya ikut shalat cukup tenang di sisi ayahnya, sedangkan di sekelilingnya banyak anak lain ribut dan bercanda, serrr rasanya.
Melihat sang ayah dengan tenang meletakkan kepala bocah dua tahunnya di pangkuannya, ketika shalat witir, karena si bocah menangis mau bobo, dan si bocah langsung diam ketika kepalanya ditidurkan di paha ayahnya, saya makin terharu.
Setelah selesai shalat witir, ayah itu langsung dengan tenang menggendong dan menggandeng kedua anaknya pulang.
Ya Allah, terima kasih atas karunia ini. Di lingkungan ini ternyata ada bapak yang peduli dan lembut terhadap anaknya.
Saya melihat masa depan yang cerah dari pemandangan itu….sebuah harapan akan generasi yang dipenuhi cinta seorang ayah yang beriman. Yang tahu tugas utamanya sebagai ayah begitu berat. Sehingga ia rela bersabar menanamkan kesan positif akan ibadah kepada kedua bocah lelakinya.
Masya Allah… Di lingkungan saya tinggal, hal ini adalah pemandangan yang sangat langka. Sangat jarang ada ayah yang mau peduli dan repot mengajak anak lelakinya shalat.
Yah, karena memang masih sangat sedikit ayah yang mau rutin shalat wajib berjamaah di musola. Misalkan ada ayah yang rutin shalat di musola, hampir tak ada yang mau rutin mengajak anak lelakinya ikut shalat di musola. Terutama di shalat subuh.
Semua berjalan sendiri-sendiri. Menyedihkan. Tapi, di hari kedua ramadhan ini, saya diberi harap oleh Allah.
Bibit itu ternyata ada di lingkungan ini. Ada ayah muda yang peduli dengan pendidikan aqidah anak lelakinya yang masih belia. Alhamdulillaah. Semoga Allah terus membimbing keluarga muda itu dalam naungan cahaya Islam. Aamiin.
Jika satu kebaikan yang terlihat saja bisa membuat diri ini berdoa penuh harap, bagaimana jika Allah berkenan merahmati lingkungan ini dengan diberi ayah-ayah yang tersadarkan akan tugas mulianya sebagai qowwam?
Tentu akan lebih banyak istri yang tenang hatinya. Dan terjaga adabnya. Dan itu akan berdampak nyata ke anak-anak yang lebih mudah diajak ke kebaikan.
Mari kita berdoa. Berdoa…dimulai….
-Iin Savitry, #BundaBidadari-
***************************
Apa hukumnya menggendong bayi selama sholat?. Dalam situsnya, konsultasisyariah.com, saya kutip seperti di bawah ini.
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum wr. wb.
Ketika berbincang dengan teman yang sudah menjadi ummahat, beliau bercerita, jika ia sedang sholat dan si anak mengangis maka ia akan ambil anaknya dan menggendongnya, jadi ia sholat dengan tetap menggendong si anak. Ketika ana tanyakan padanya, apakah rasul dulu juga seperti itu? ia bilang ya, apakah itu benar ustadz? apakah sholatnya tetap sah? karena setahu ana kan hanya diperbolehkan tiga gerakan saja? bagaimanakah sholat Rasulullah. Jazakumullah jika dijelaskan, ini sangat berguna jika sudah menjadi ummahat kelak. tentunya seorang ibu akan sangat resah jika anak menangis, sholat tdk dapat khusyu’ dan tentunya akan ringan rasa itu jika diperbolehkan menggendong anak dalam sholat.
Jawaban Ustadz:
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rosululloh, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat, amiin.
Langsung saja, betul, dahulu Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam kadang kala mengangkat cucunya, Hasan, Husain, Umamah rodhiallohu anhum ketika sedang sholat, bahkan suatu saat ketika beliau sedang sholat, beliau menggendong cucunya yang bernama Umamah bin Abil ‘Ash, sehingga ketika sedang berdiri, beliau menggendongnya, dan ketika ruku’ dan sujud, beliau menurunkannya, padahal kala itu beliau sholat mengimami para sahabatnya.
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhori dan Muslim dan juga lainnya. Oleh karena itu para ulama’ menegaskan bahwa boleh bagi orang yang sedang sholat untuk mengangkat, atau menggendong anak kecil.
Akan tetapi ada satu hal yang perlu diingat, yaitu ketika kita hendak menggendong anak kecil dalam sholat, maka anak tersebut harus dalam keadaan suci, tidak sedang ngompol, atau bajunya dalam keadaan najis, atau mengenakan popok atau diapers yang tentunya berisikan najis. Sebab orang yang sedang sholat diperintahkan untuk meninggalkan atau melepaskan setiap yang najis dari pakaian, atau sandal atau kaus kaki atau tempat ia sholat.
Dengan demikian bila anak kita mengenakan diapers, maka kita tidak boleh menggendongnya, karena biasanya si anak telah pipis atau bahkan buang air besar di dalamnya, sehingga bila kita menggendongnya berarti kita membawa najis ketika sedang sholat, dan ini tentunya terlarang.
Dahulu Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah sholat mengenakan sandal, dan ketika di tengah-tengah sholat tiba-tiba beliau melepaskan kedua sandalnya, sehingga para sahabat pun ikut-ikutan melepaskan sandalnya. Seusai sholat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa ia diberi tahu oleh Malaikat Jibril bahwa di sandalnya terdapat kotoran (najis), oleh karena itu beliau melepaskan sandalnya. Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Al Baihaqi, Ad Darimi dan lain-lain. Semoga jawaban pendek nan singkat ini cukup memberikan gambaran bagi kita semua. Wallohu a’lam bisshowab.