Shalat dhuha memiliki banyak keutamaan. Siapa yang shalat dhuha dua raka’at sebanding dengan 360 sedekah. Siapa yang shalat dhuha empat rakaat, ia akan dicukupi rezeki hingga sore hari.
Sholat Dhuha dimulai sejak setelah matahari terbit, kemudian matahari tersebut meninggi hingga setinggi tombak (sekitar 2 meter). Lebih kurang 15 menit setelah matahari terbit.
Dalil tentang kapan dimulainya waktu sholat Dhuha ini adalah Hadis dari ‘Amr bin ‘Abasah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang terjemahnya: “Kerjakan shalat shubuh kemudian tinggalkan shalat hingga matahari terbit, sampai matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud.” (HR. Muslim no. 832). (Lihat Minhatul ‘Allam, 3: 347)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan, “Awal waktu shalat Dhuha adalah ketika matahari meninggi setinggi tombak ketika dilihat, yaitu 15 menit setelah matahari terbit.” (Syarah Al Arba’in An Nawawiyah, hal. 289)
Nah, Pada tulisan kali ini kita akan membahas kapankah waktu sholat dhuha yang mustajab?
Waktu Sholat Dhuha
Mengapa kita dianjurkan menunggu hingga lebih kurang 15 menit setelah matahari terbit? hal ini dikarenakan agar tidak bertepatan dengan waktu-waktu yang dilarang melaksanakan sholat. Sebagaimana dalam Hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Dari Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, “Ada 3 waktu dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk melaksanakan shalat di 3 waktu tersebut atau menguburkan jenazah kami: (1) ketika matahari terbit sampai tinggi, (3) ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir, dan (3) ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar tenggelam.” (HR. Muslim no. 1926)
Oleh karena itu sebaiknya tunggu lebih kurang 15 menit setelah matahari terbit, sampai matahari tersebut meninggi hingga setinggi tombak (kira-kira 2 meter) untuk kemudian melaksanakan sholat Dhuha.
Bagaimana cara mengetahui kapan matahari sudah terbit atau belum? cara praktisnya dengan menggunakan jadwal sholat. Anda boleh membaca terus artikel ini untuk mengetahui caranya.
Kapankah Waktu Sholat Dhuha Yang Mustajab?
Waktu yang paling baik untuk mengerjakan sholat Dhuha adalah pada akhir dari waktu Dhuha, yaitu ketika matahari sudah mulai terik saat-saat mendekati waktu Dzuhur.
Dalilnya adalah Hadis, yang terjemahnya: “Sholatnya orang-orang yang bertaubat adalah pada saat berdirinya anak unta karena teriknya matahari.” (HR. Muslim)
Sholat yang dimaksud pada Hadits di atas adalah sholat Dhuha. Sebagaimana keterangan dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan Syaikh Bin Baz pada penjelasan kitab Hadis Riyadhus Shalihin.
Dalil yang kedua adalah Hadis riwayat dari Al Qosim As Syaibani bahwa Zaid bin Arqam radhiallahu ‘anhu melihat sekelompok orang melakukan sholat Dhuha, kemudian Zaid mengatakan: “Andaikan mereka tahu bahwa shalat setelah waktu ini lebih utama. Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ Sholatnya para Awwabin adalah ketika anak onta mulai kepanasan.” (HR. Muslim 748)
Sholatnya para Awwabin yang dimaksud pada Hadis di atas adalah Sholat Dhuha. Sedangkan Awwabin artinya orang yang suka kembali pada aturan Allah.
Cara praktis menentukan waktu sholat Dhuha yang terbaik ini adalah waktu sholat Dzuhur dikurangi kira-kira 15 menit.
Sekarang sudah banyak sekali jadwal sholat yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga resmi. Anda bisa gunakan jadwal sholat tersebut sebagai acuan.
Info Pesantren Tahfidz Akbar Wirausaha, Sentul-Bogor. Klik Disini.
Mari kita praktekkan cara menentukan waktu terbaik melaksanakan sholat Dhuha dengan menggunakan jadwal sholat di bawah ini:
Misalkan jika Anda tinggal di Yogyakarta, dan misalkan sekarang tanggal 11 Juli 2016. Silakan lihat jadwal sholat di atas pada tabel tgl 11 Juli 2016. Kemudian lihat kolom “Dzuhur”, yaitu menunjukkan waktu sholat Dzuhur adalah pada pukul 11:46. Untuk menentukan waktu yang terbaik melaksanakan sholat Dhuha, berarti 11:46 – 15 menit = sekitar jam 11:31. Jika Anda ingin sholat Dhuha pada pukul 11:31 tersebut, berarti Anda butuh persiapan kira-kira 15 menit sebelum itu, yaitu pada pukul 11:16. Sejak pukul 11:16 Anda berwudhu dan melakukan persiapan lainnya untuk melaksanakan sholat Dhuha.
Ini berarti waktu Anda hanya kurang dari 15 menit untuk melaksanakan sholat Dhuha (agar tidak bertabrakan dengan masuknya waktu sholat Dzuhur). Dengan kisaran waktu ini, sebelumnya Anda sudah mesti merencanakan berapa raka’at sholat Dhuha yang bisa Anda kerjakan selama kurang dari 15 menit tersebut. Jika Anda merencanakan melaksanakan sholat Dhuha dalam raka’at yang banyak (lebih dari 2 raka’at) maka Anda bisa rencanakan waktunya lebih awal lagi.
Berapa raka’at jumlah sholat Dhuha?
Jumlah raka’at sholat Dhuha adalah minimal 2 raka’at. Di antara dalilnya adalah Hadis Abu Hurairah, yang terjemahnya: Beliau berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam tiap bulan, melakukan dua rakaat shalat Dhuha dan melakukan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim)
Kemudian dalil yang lainnya adalah Hadis berikut:
“Setiap pagi hari ada kewajiban sedekah setiap ruas persendian tulang kalian. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) adalah sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi munkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua itu dapat tercukupi dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim no. 720)
Berapa raka’at maksimal sholat Dhuha?
jawabannya adalah tidak dibatasi berapa jumlah maksimalnya. Dalilnya adalah berdasarkan Hadis berikut:
Mu’adzah pernah menanyakan pada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha tentang berapa jumlah raka’at shalat Dhuha yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? ‘Aisyah menjawab, “Empat raka’at dan beliau tambahkan sesuka beliau.” (HR. Muslim no. 719)
Jika Anda ingin sholat Dhuha lebih dari 2 raka’at, cara melakukannya yaitu dengan melakukan salam setiap 2 raka’at. Mirip seperti sholat tarawih di bulan Ramadhan.
Khasiat, manfaat, dan keutamaan Sholat Dhuha
Sholat Dhuha memiliki banyak sekali manfaat dan keutamaannya.Di antaranya:
Sholat Dhuha termasuk di antara wasiat Nabi kepada umat Islam. Dalilnya adalah Hadis dari Abu Hurairah, yang terjemahnya: Beliau berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam tiap bulan, melakukan dua rakaat shalat Dhuha dan melakukan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim)
Sesuatu yang jadi wasiat tentu saja suatu hal yang penting. Namun hal ini tidak menjadikan hukumnya menjadi wajib. Sholat Dhuha hukumnya sunnah yang dianjurkan untuk dirutinkan berdasarkan dalil Hadis di atas.
Sholat Dhuha merupakan sedekah seluruh persendian manusia. Menarik sekali, ternyata seluruh ruas tulang persendian kita wajib disedekahkan. Sedekah dalam bentuk apa?
Hadis di bawah ini menjelaskan tentang apa saja bentuk sedekah setiap ruas tulang persendian kita:
“Setiap pagi hari ada kewajiban sedekah setiap ruas persendian tulang kalian. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) adalah sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi munkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua itu dapat tercukupi dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim no. 720)
Melaksanakan sholat Dhuha, dengan izin Allah, dapat memudahkan urusan orang yang mengamalkannya. Dalilnya berdasarkan Hadis dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang terjemahannya:
“Allah Ta’ala berfirman: ‘Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.’” (HR. Ahmad 5/286)
Sholat Dhuha adalah sholatnya Ahli Taubat, yaitu orang-orang yang suka bertaubat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sholatnya orang-orang yang bertaubat adalah pada saat berdirinya anak unta karena teriknya matahari.” (HR. Muslim)
Dua ulama besar umat Islam, yaitu Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahumallah dalam Penjelasan kitab Riyadush Shalihin, beliau berdua menjelaskan bahwa shalat yang dimaksud pada Hadis di atas adalah sholat Dhuha.
Hadits di atas juga menunjukkan bahwa waktu yang paling mustajab untuk sholat Dhuha adalah ketika matahari sudah meninggi hingga setinggi tombak (kira-kira 2 meter), dan matahari tersebut sudah terik, sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas.
Info Pesantren Tahfidz Akbar Wirausaha, Sentul-Bogor. Klik Disini.
Semoga Bermanfaat, Terimakasih. Jazakumullah Khairan Katsiran.