Menarik untuk mengamati kebiasaan para santri Pesantren Tahfdiz Akbar dalam kesehariannya menghafal Al Qur’an. Dari 10 orang santri tersebut, ternyata semuanya memiliki kebiasaan yang berbeda satu sama lainnya.
Adalah Ahmad dan Aziz, keduanya sebelum masuk ke Pesantren Akbar sudah memiliki modal hafalan diatas 5 juz. Pada saat di test oleh assatidz kami, ternyata kekuataan hafalan kedua nya masih belum kuat, sehingga diputuskan untuk memulai lagi dari nol, dari juz 1 (Al Baqarah). Ahmad dan Aziz gemar sekali tidur di Musholla Baitur-rahma.
Dalam kesehariannya, mereka berdua sering tidur di Mihrab dan menghafal di sana. Karena seringnya mabit di Mushola, maka mereka hadir sebelum adzan dikumandang. Dalam menghafal Al Qur’an, kedua nya sering mengurung diri di dalam mihrab dengan menutup pintu dan membaca atau menghafal dengan suara keras.
Kebiasaan ini juga ditiru oleh Akbar, nama lengkapnya M Akbar Rasyid. Nama pesantren ini diambil dari namanya, karena sebelum pesantren ini berdiri, telah hadir di Sentulfresh ini Rumah Tahfidz Akbar. Abang Akbar, demikian kami menyebutnya, saat ini terobsesi dengan kekuatan hafalan Farrel. Farrel ini dalam minggu pertama konon berhasil menyetor 1 juz. dan dalam 1 hari berhasil membuat hafalan baru atau ziyadah sebanyak 2 halaman bahkan lebih.
Abang Akbar memiliki kebiasaan yang sama dengan Ahmad dan Aziz. Mereka mengurung diri di dalam mihrab dan membuat hafalan di dalam dan dilantunkan dengan suara keras. Akbar terobsesi dengan keberhasilan Farrel dalam membuat hafalan 2 halaman selama 1 hari, sehingga tak heran dalam beberapa hari terakhir ada kemajuan dalam hafalannya.
Kepribadian Abang Akbar yang Sensing Ekstrovert, berdasarkan test STIFFIn, membuat ia memiliki sifat yang jika ditantang, maka kemampuan terbaiknya akan keluar. Selain itu, jika dia di iming-imingi oleh hadiah, maka semangat 45 nya akan timbul.
Lain lagi dengan Ibrahim. Ia termasuk santri yang paling awal hadir di Pesantren Akbar. Bersama sang kakak, Ahmad, ia mendaftar di sini bersama dengan MQ dan Agni. Ibrahim saat ini adalah santri termuda, berumur sekitar 11 tahun. Ia sebaya dengan Akbar. Ibrahim memiliki kebiasaan yang baik, Ia hadir di Musholla sebelum adzan berkumandang, dan ia gemar sekali mengumandangkan adzan. Meskipun memiliki suara yang kurang merdu, kehadiran Ibrahim di awal waktu sangat saya apresiasi, karena boleh jadi dengan ini ia akan dimerdukan suaranya oleh Allah dan ia dimudahkan dalam membuat hafalan dan tentu saja keberkahannya.
Ada lagi kebiasaan-kebiasaan beberapa santri Pesantren Tahfidz Akbar yang unik dan mudah-mudahan dengan keunikan masing-masing, mereka bisa membuat hafalan 1 hari 1 halaman dan cita-cita mereka untuk menjadi Hafidz bisa tercapai, aamiin yaa rabbal Allaamiin…