7 Amalan Berpahala Layaknya Berhaji

makkahhh

Amalan Berpahala Layaknya Berhaji – Haji merupakan rukun islam terakhir sebagai penyempurna ibadah yang wajib bagi ummat muslim yang mampu. Mampu dalam artian mampu secara fisik dan finansial khususnya untuk melakukan perjalanan ke tanah suci. Seperti yang terdapat dalam Surah Ali Imran ayat 97:

“…Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkar, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”

Namun, ada beberapa amalan yang jika diamalkan akan mendapat pahala layaknya berhaji. Amalan yang cukup ringan bahkan dapat dilakukan setiap waktu, tapi pahalanya sangat luar biasa.

  1. Shalat lima waktu berjama’ah di masjid

Shalat merupakan amal ibadah yang pertama di hisab pada hari kiamat, maka apabila shalat seorang muslim baik (lengkap), maka baiklah seluruh amalnya. Dan shalat yang baik yaitu shalat diawal waktu dan berjama’ah di masjid.

Dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa yang berjalan menuju shalat wajib berjama’ah, maka ia seperti berhaji. Siapa yang berjalan menuju shalat sunnah, maka ia seperti melakukan umrah yang sunnah.” (HR. Thabrani, no. 127)

  1. Melakukan shalat isyraq

Shalat Isyraq, menurut Syaikh Utsaimin adalah shalat yang dikerjakan setelah matahari meninggi satu tombak, sekitar lima belas menit setelah matahari terbit. Menurut Syaikh Utsaimin, Syaikh Ibnu Bazz, dan lainnya adalah Shalat Isyraq termasuk Shalat Dhuha itu sendiri. Karena Shalat Dhuha dikerjakan sesudah matahari terbit dan meninggi satu tombak, sekitar 15-20 menit setelah terbit sampai matahari mendekati di pertengahan, sekitar 10 menit sebelum mencapai pertengahan.

Dalilnya adalah hadits dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat subuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang berhaji atau berumroh secara sempurna.” (HR Thabrani)

  1. Menghadiri majelis ilmu di masjid

Dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR Thabrani, no. 94)

  1. Membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata:

Ada orang-orang miskin datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata, orang-orang kaya itu pergi membawa derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka puasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka memiliki kelebihan harta sehingga bisa berhaji, berumrah, berjihad serta bersedekah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamlantas bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian akan mengejar orang yang mendahului kalian dan dengannya dapat terdepan dari orang yang setelah kalian. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan. Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.

Kami pun berselisih. Sebagian kami bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertakbir tiga puluh empat kali. Aku pun kembali padanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai tiga puluh tiga kali.” (HR. Bukhari, no. 843).

  1. Umrah di bulan Ramadhan

Dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya pada seorang wanita “Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami?”

Wanita itu menjawab, “Aku punya tugas untuk memberi minum pada seekor unta di mana unta tersebut ditunggangi oleh ayah fulan dan anaknya –ditunggangi suami dan anaknya-. Ia meninggalkan unta tadi tanpa diberi minum, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut. Lantas Rasulullah SAWbersabda,

Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari, no. 1782; Muslim, no. 1256).

  1. Berbakti pada orangtua

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, “Ada seseorang yang mendatangi Rasululah SAW dan ia sangat ingin pergi berjihad namun tidak mampu. Rasulullah bertanya padanya apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup. Ia jawab, ibunya masih hidup. Rasuullahl pun berkata padanya, “Bertakwalah pada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka statusnya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR. Ath-Thabrani)

  1. Bertekad untuk berhaji

Barang siapa yang memiliki uzur (suatu halangan) namun memiliki tekat dan memiliki usaha yang kuat untuk melakukannya, maka akan dicatat seperti telah melakukan amalnya.

Dari Jabir RA, ia berkata, dalam suatu peperangan (perang tabuk) kami pernah bersama Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang tidak ikut melakukan perjalanan perang, juga tidak menyeberangi suatu lembah, namun mereka bersama kalian (dalam pahala). Padahal mereka tidak ikut berperang karena mendapatkan uzur sakit.” (HR. Muslim, no. 1911).

Tinggalkan Balasan